Selasa, 17 Januari 2012

Indonesia dan Australia

0







Review Kerjasama Bidang Pendidikan Antara Indonesia - Australia

1.    Australia dan Indonesia mempunyai sejarah yang panjang dalam hal kerjasama pendidikan. Pada beberapa tahun terakhir ini, hubungan kerjasama di bidang pendidikan telah mendapat dukungan dari berbagai kalangan pejabat pemerintahan. Pada bulan November 2008, Menteri Pendidikan Australia (Ms. Julia Gillard) dan Indonesia (Bpk. Bambang Sudibyo) telah menandatangani MoU yang bertujuan untuk memfasilitasi dan memperkuat hubungan kerjasama pendidikan antar ke dua negara. Penandatangan MoU tersebut di lakukan di gedung Parliament, Canberra, pada saat acara pertemuan Australia-Indonesia Ministerial Forum (AIMF) ke 9.

Pelajar Indonesia di Australia
2.    Pelajar Indonesia di Australia saat ini berjumlah kurang lebih 16.000 orang, dan menempati posisi ke 8 dari keseluruhan jumlah  pelajar internasional di Australia. Kurang lebih 1000 pelajar  mendapatkan beasiswa pendidikan dari pemerintahan Australia. Sedangkan penerima beasiswa dari Pemri ada sekitar 500 pelajar. Hal ini berarti bahwa terdapat kurang lebih 14.500 sebagai private students. Seluruh pelajar Indonesia yang sedang menjalani studinya di Australia mendapatkan pendidikan yang berkelas dunia. Disamping itu, Australia juga mendapatkan berbagai keuntungan ekonomi dari seluruh pelajar Indonesia, seperti pembayaran biaya pendidikan dan biaya hidup selama di Australia.

Beasiswa dari pemerintahan Australia
3.    Pemerintahan Australia memberikan berbagai beasiswa pendidikan kepada pelajar Indonesia untuk belajar di Australia. Beberapa dari beasiswa tersebut diberikan oleh Australian Agency for International Development (AusAID), Australian Development Scholarships (ADS) dan Australian Leadership Awards (ALA). Beasiswa Endeavour Awards diberikan oleh Department of Education, Employment and Workplace Relations (DEEWR), dan dari Australia Indonesia Partnership for Reconstruction and Development (AIPRD). AIPRD dibuat sejak 2005 oleh kedua pemerintahan Indonesia dan Australia yang bertujuan untuk membantu rekonstruksi dan pembangunan pada bencana tsunami di Indonesia. Sejak tahun 2008, kemitraan AIPRD digganti dengan Kemitraan Indonesia-Australia (Australia-Indonesia Partnership) yang akan berlangsung sampai tahun 2013. Dalam bidang pendidikan, Kemitraan Indonesia-Australia bekerja untuk memberikan peluang bersekolah bagi murid-murid SD di daerah terpencil dan miskin. Pemerintah Australia menyediakan dana sebesar AU$355 juta untuk pembangunan kurang lebih 2000 sekolah, dan program tersebut dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia.

4.    Beasiswa AusAID juga diberikan kepada daerah Asia Pacific lainnya, namun Indonesia mendapatkan share beasiswa yang cukup besar. Untuk pembagian beasiswa dari ALA (Australia Leadership Awards),  terdapat 150 penerima ALA setiap tahunnya, dan pada tahun 2008 dan 2009, Indonesia mendapatkan share beasiswa tertinggi dari negara lainnya, hal ini disebabkan banyaknya calon pemimpin yang potensial dari Indonesia. Selain dari pada itu, lebih dari 300 beasiswa ADS telah diberikan pada mahasiswa/i Indonesia pada tahun 2009. Lebih dari 11.000 pelajar Indonesia telah mendapatkan beasiswa ADS selama lebih dari 50 tahun. Data ini menunjukkan komitmen pemerintahan Australia dalam kerjasama yang kuat dengan pemerintahan Indonesia dalam hal pendidikan. Kerjasama ini juga memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Australia.

Beasiswa dari pemerintahan Indonesia
5.    Pemerintahan Indonesia juga memberikan beasiswa pendidikan bagi pelajar Indonesia untuk melakukan studinya ke Australia. Beasiswa DIKTI, Kementerian Pendidikan Nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dengan meningkatkan kualitas dosen untuk dapat melakukan studi S2/S3 di luar negeri. Australia adalah salah satu negara tujuan untuk pelajar penerima beasiswa DIKTI. Pada tahun 2008, DIKTI memberikan beasiswa kepada 262 mahasiswa, dan tahun 2009 sebanyak 226 mahasiswa. Selanjutnya, 1/4 dari seluruh penerima beasiswa memilih untuk melakukan studi di Australia.

6.    Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia juga memberikan beberapa beasiswa kepada pelajar Indonesia dalam program Beasiswa Unggulan. Saat ini, terdapat 11 pelajar Indonesia yang sedang melakukan program Beasiswa Unggulan untuk pendidikan S2 maupun S3 di Australia.

7.    Jumlah pelajar Indonesia di Australia baik yang biaya sendiri maupun yang mendapatkan beasiswa, mempunyai peran penting dalam membangun hubungan antar negara. Pelajar Indonesia di Australia juga dapat membangun dan mempromosikan Indonesia dari dalam Australia dan juga dapat mengapresiasikan budaya Australia. Pertukaran pelajar antar Indonesia dan Australia juga merupakan peran penting dalam melakukan diplomasi publik.

Pelajar Australia di Indonesia
8.    Pelajar Indonesia di Australia jumlahnya sangat banyak, akan tetapi pelajar Australia di Indonesia masih sangat kecil jumlahnya, hanya sekitar 50 s.d 100 pelajar per tahun. Pelajar Australia di Indonesia banyak melakukan studi di Indonesia dalam program short-term yang berkisar dari beberapa minggu sampai dengan 1 tahun.

9.    Mayoritas pelajar Australia yang belajar di Indonesia mengikuti program ACICIS (Australian Consortium for “In-country’ Indonesian Students), sebuah organisasi yang bertujuan untuk memberikan dukungan kepada pelajar Australia untuk belajar di Indonesia. ACICIS juga bertugas untuk mengatur dan menyiapkan persiapan visa bagi seluruh pelajarnya dan bekerjasama dengan pihak universitas di Indonesia. Sejak didirikannya pada tahun 1994, lebih dari 900 pelajar dari 33 universitas telah melakukan program ACICS. Program ACICIS berperan aktif dalam memajukan spesialis Indonesia bagi Australia.

10. Pemerintahan Indonesia juga turut membantu pelajar Australia untuk melakukan studi di Indonesia. Setiap tahunnya, Kementerian Pendidikan Nasional memberikan beasiswa Darmasiswa kepada non-Indonesia yang ingin melakukan studi bahasa, seni dan budaya. Pada tahun 2008-2009, terdapat 11 pelajar dari Australia yang telah menerima beasiswa Darmasiswa, sedangkan untuk tahun 2009-2010, terdapat 5 pelajar Australia. Dengan adanya kedua inisiasi kegiatan dalam hal kerjasama pendidikan, diharapkan kedepannya pelajar Australia ke Indonesia dapat meningkat dan hubungan antar kedua negara juga tetap erat.

BRIDGE Program
11. BRIDGE (Building Relationships through Intercultural Dialog and Growing Engagement), terlaksana atas kerjasama antara  Asia Education Foundation (AEF) dan Australia Indonesia Institute (AII). Tujuan dari program ini adalah untuk memajukan pendidikan di Indonesia, dan memajukan pemahaman lintas budaya antara Indonesia dan Australia. Tujuan terpenting dalam program ini adalah untuk memberikan pemahaman yang kuat kepada pelajar Australia mengenai Islam kontemporer di Indonesia.

12. Sebanyak 90 Guru  dari Australia dan 90 Guru dari Indonesia, dari 40 sekolah di Australia dan 40 sekolah di  Indonesia turut berpartisipasi dalam program ini. Program ini melibatkan berbagai macam kegiatan, seperti membangun kerjasama antara sekolah Australia dan Indonesia; program kunjungan guru ke sekolah-sekolah di Australia. Program kunjungan ini mempunyai peran penting dalam mempererat hubungan people-to-people contact, dan memberikan dukungan yang kuat kepada pelajar Australia untuk pembelajaran bahasa dan budaya Indonesia. Program BRIDGE telah berlangsung selama 3 tahun, dan berakhir tahun 2009. Tetapi tampaknya, akan diperpanjang hingga 5 tahun kedepan.

Dukungan pemerintah Indonesia dalam program pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah di Australia
13. KBRI Canberra telah menyambut baik komitmen dari pemerintah Australia dalam pembelajaran Bahasa Asia, termasuk Bahasa Indonesia, melalui program National Asian Languages and Studies in Schools Program (NALSSP). Menanggapi hal dimaksud, KBRI telah mendukung beberapa fasilitas pembelajaran bahasa dan budaya Indonesia.

14. Pada tahun 2008, KBRI telah bekerjasama dengan Departemen Pendidikan dan Pelatihan ACT telah melakukan pilot program yang melibatkan pelajar Indonesia yang sedang melakukan programpostgraduate studies di Australia untuk dapat membantu sebagai asisten guru dalam pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah-sekolah di ACT. Pada tahun 2008, 4 asisten guru telah ditugaskan ke 4 sekolah di ACT. Pada tahun 2009, program ini telah diperluas dan telah melibatkan 14 guru bantu untuk 14 sekolah di ACT, negeri dan swasta. Program guru bantu untuk tahun 2008, telah didanai sepenuhnya oleh Atdiknas, sedangkan untuk tahun 2009, program ini didanai oleh Atdiknas dan NALSSP, Departemen Pendidikan dan Pelatihan ACT, Catholic Education Office Archdiocese of Canberra and Goulburn, dan the Association of Independent Schools (ACT).

15. Program asisten guru bahasa Indonesia berperan penting dalam memberikan kesempatan bagi pelajar Australia untuk belajar secara langsung dengan orang Indonesia dan meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa dan budaya. Para asisten guru bahasa Indonesia juga mendapatkan pengalaman yang unik dalam metode pengajaran di sekolah-sekolah di ACT.

n� m g t @� ��� dding-bottom: 0px; padding-left: 0px; line-height: 18px; text-align: justify; ">6.    Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia juga memberikan beberapa beasiswa kepada pelajar Indonesia dalam program Beasiswa Unggulan. Saat ini, terdapat 11 pelajar Indonesia yang sedang melakukan program Beasiswa Unggulan untuk pendidikan S2 maupun S3 di Australia.

7.    Jumlah pelajar Indonesia di Australia baik yang biaya sendiri maupun yang mendapatkan beasiswa, mempunyai peran penting dalam membangun hubungan antar negara. Pelajar Indonesia di Australia juga dapat membangun dan mempromosikan Indonesia dari dalam Australia dan juga dapat mengapresiasikan budaya Australia. Pertukaran pelajar antar Indonesia dan Australia juga merupakan peran penting dalam melakukan diplomasi publik.

Pelajar Australia di Indonesia
8.    Pelajar Indonesia di Australia jumlahnya sangat banyak, akan tetapi pelajar Australia di Indonesia masih sangat kecil jumlahnya, hanya sekitar 50 s.d 100 pelajar per tahun. Pelajar Australia di Indonesia banyak melakukan studi di Indonesia dalam program short-term yang berkisar dari beberapa minggu sampai dengan 1 tahun.

9.    Mayoritas pelajar Australia yang belajar di Indonesia mengikuti program ACICIS (Australian Consortium for “In-country’ Indonesian Students), sebuah organisasi yang bertujuan untuk memberikan dukungan kepada pelajar Australia untuk belajar di Indonesia. ACICIS juga bertugas untuk mengatur dan menyiapkan persiapan visa bagi seluruh pelajarnya dan bekerjasama dengan pihak universitas di Indonesia. Sejak didirikannya pada tahun 1994, lebih dari 900 pelajar dari 33 universitas telah melakukan program ACICS. Program ACICIS berperan aktif dalam memajukan spesialis Indonesia bagi Australia.

10. Pemerintahan Indonesia juga turut membantu pelajar Australia untuk melakukan studi di Indonesia. Setiap tahunnya, Kementerian Pendidikan Nasional memberikan beasiswa Darmasiswa kepada non-Indonesia yang ingin melakukan studi bahasa, seni dan budaya. Pada tahun 2008-2009, terdapat 11 pelajar dari Australia yang telah menerima beasiswa Darmasiswa, sedangkan untuk tahun 2009-2010, terdapat 5 pelajar Australia. Dengan adanya kedua inisiasi kegiatan dalam hal kerjasama pendidikan, diharapkan kedepannya pelajar Australia ke Indonesia dapat meningkat dan hubungan antar kedua negara juga tetap erat.

BRIDGE Program
11. BRIDGE (Building Relationships through Intercultural Dialog and Growing Engagement), terlaksana atas kerjasama antara  Asia Education Foundation (AEF) dan Australia Indonesia Institute (AII). Tujuan dari program ini adalah untuk memajukan pendidikan di Indonesia, dan memajukan pemahaman lintas budaya antara Indonesia dan Australia. Tujuan terpenting dalam program ini adalah untuk memberikan pemahaman yang kuat kepada pelajar Australia mengenai Islam kontemporer di Indonesia.

12. Sebanyak 90 Guru  dari Australia dan 90 Guru dari Indonesia, dari 40 sekolah di Australia dan 40 sekolah di  Indonesia turut berpartisipasi dalam program ini. Program ini melibatkan berbagai macam kegiatan, seperti membangun kerjasama antara sekolah Australia dan Indonesia; program kunjungan guru ke sekolah-sekolah di Australia. Program kunjungan ini mempunyai peran penting dalam mempererat hubungan people-to-people contact, dan memberikan dukungan yang kuat kepada pelajar Australia untuk pembelajaran bahasa dan budaya Indonesia. Program BRIDGE telah berlangsung selama 3 tahun, dan berakhir tahun 2009. Tetapi tampaknya, akan diperpanjang hingga 5 tahun kedepan.

Dukungan pemerintah Indonesia dalam program pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah di Australia
13. KBRI Canberra telah menyambut baik komitmen dari pemerintah Australia dalam pembelajaran Bahasa Asia, termasuk Bahasa Indonesia, melalui program National Asian Languages and Studies in Schools Program (NALSSP). Menanggapi hal dimaksud, KBRI telah mendukung beberapa fasilitas pembelajaran bahasa dan budaya Indonesia.

14. Pada tahun 2008, KBRI telah bekerjasama dengan Departemen Pendidikan dan Pelatihan ACT telah melakukan pilot program yang melibatkan pelajar Indonesia yang sedang melakukan programpostgraduate studies di Australia untuk dapat membantu sebagai asisten guru dalam pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah-sekolah di ACT. Pada tahun 2008, 4 asisten guru telah ditugaskan ke 4 sekolah di ACT. Pada tahun 2009, program ini telah diperluas dan telah melibatkan 14 guru bantu untuk 14 sekolah di ACT, negeri dan swasta. Program guru bantu untuk tahun 2008, telah didanai sepenuhnya oleh Atdiknas, sedangkan untuk tahun 2009, program ini didanai oleh Atdiknas dan NALSSP, Departemen Pendidikan dan Pelatihan ACT, Catholic Education Office Archdiocese of Canberra and Goulburn, dan the Association of Independent Schools (ACT).

15. Program asisten guru bahasa Indonesia berperan penting dalam memberikan kesempatan bagi pelajar Australia untuk belajar secara langsung dengan orang Indonesia dan meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa dan budaya. Para asisten guru bahasa Indonesia juga mendapatkan pengalaman yang unik dalam metode pengajaran di sekolah-sekolah di ACT.
You Might Also Like
JOIN THE DISCUSSION