Senin, 30 Januari 2012

Transplantasi Ginjal

1






Transplantasi ginjal adalah suatu metode terapi dengan cara "memanfaatkan" sebuah ginjal sehat (yang diperoleh melalui proses pendonoran) melalui prosedur pembedahan. Ginjal sehat dapat berasal dari individu yang masih hidup (donor hidup) atau yang baru saja meninggal (donor kadaver). Ginjal ‘cangkokan’ ini selanjutnya akan mengambil alih fungsi kedua ginjal yang sudah rusak.

Kedua ginjal lama, walaupun sudah tidak banyak berperan tetap berada pada posisinya semula, tidak dibuang, kecuali jika ginjal lama ini menimbulkan komplikasi infeksi atau tekanan darah tinggi.

Bagaimana Cara Kerja Transplantasi Ginjal?
Prosedur bedah transplantasi ginjal biasanya membutuhkan waktu antara 3 sampai 6 jam. Ginjal baru ditempatkan pada rongga perut bagian bawah (dekat daerah panggul) agar terlindung oleh tulang panggul. Pembuluh nadi (arteri) dan pembuluh darah balik (vena) dari ginjal ‘baru’ ini dihubungkan ke arteri dan vena tubuh.
Dengan demikian, darah dapat dialirkan ke ginjal sehat ini untuk disaring. Ureter (saluran kemih) dari ginjal baru dihubungkan ke kandung kemih agar urin dapat dialirkan keluar.

Siapa saja yang dapat menjalani transplantasi ginjal?
Transplantasi ginjal tidak dapat dilakukan untuk semua kasus penyakit ginjal kronik. Individu dengan kondisi, seperti kanker, infeksi serius, atau penyakit kardiovaskular (pembuluh darah jantung) tidak dianjurkan untuk menerima transplantasi ginjal karena kemungkinan terjadinya kegagalan yang cukup tinggi
Pasca Transplantasi Ginjal
Transplantasi Ginjal dinyatakan berhasil jika ginjal tersebut dapat bekerja sebagai ‘penyaring darah’ sebagaimana layaknya ginjal sehat sehingga tidak lagi memerlukan tindakan Dialisis (cuci darah).
Mencegah Reaksi Penolakan (Rejeksi) terhadap Ginjal 'Baru'
Karena ginjal ‘baru’ ini bukan merupakan ginjal yang berasal dari tubuh pasien sendiri, maka ada kemungkinan terjadi reaksi tubuh untuk menolak ‘benda asing’ tersebut.
Untuk mencegah terjadinya reaksi penolakan ini, pasien perlu mengonsumsi obat-obat anti-rejeksi atau imunosupresan segera sesudah menjalani transplantasi ginjal. Obat-obat imunosupresan bekerja dengan jalan menekan sistem imun tubuh sehingga mengurangi risiko terjadinya reaksi penolakan tubuh terhadap ginjal cangkokan.

Efek Samping Imunosupresan
Obat imunosupresan dapat membuat sistem imun (daya tahan tubuh terhadap penyakit) menjadi lemah sehingga mudah terkena infeksi. Efek samping lainnya dari imunosupresan: wajah menjadi bulat, berjerawat, atau tumbuh bulu-bulu halus pada wajah, juga dapat menyebabkan peningkatan berat badan. Beritahu dokter jika Anda mengalami efek-efek samping seperti ini untuk segera ditangani secara tepat.
Apa yang Perlu Anda Lakukan?
* Makanlah obat-obatan sesuai anjuran dokter Anda.
* Periksa ke dokter secara rutin untuk menilai fungsi ginjal baru dan efek/khasiat obat-obat imunosupresan yang Anda gunakan

Konsumsi air putih dengan cukup,pastikan air putih yang anda konsumsi adalah air yang sehat,seperti air murni,sehat,dan higienis dari hasil proese penyaringan reverse osmosis coway.
You Might Also Like
JOIN THE DISCUSSION

1 comment

16 Agustus 2012 pukul 22.53

Maaf, saya ingin bertanya..
1. Pada usia/umur berapa biasanya seseorang melakukan transplantasi ginjal??
2. Untuk 1 kali cuci darah rata-rata memerlukan biaya berapa, dan untuk transplantasi sendiri rata-rata memerlukan biaya berapa??
3. Apakah seseorang bisa langsung melakukan transplantasi ginjal begitu mengetahui kedua ginjalnya rusak, atau harus dilakukan cuci darah dulu??

Terima Kasih.. Artikel di atas sangat bermanfaat..